Gubernur Sumsel Jelaskan Keunikan Program Retret Laskar Pandu Satria: Lebih dari Sekadar Kegiatan Pramuka Biasa

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), H. Herman Deru

WARTAMUSI.COM, Palembang – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), H. Herman Deru, menegaskan pentingnya investasi karakter bagi generasi muda melalui program Retret Laskar Pandu Satria, sebuah inovasi pendidikan nonformal yang menyasar pelajar yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri di sekolah umum. Penegasan ini ia sampaikan saat menjadi narasumber di program Newsline Metro TV, Selasa (2/7/2025).

Menurut Herman Deru, program retret yang diresmikan di Bumi Perkemahan Gandus ini merupakan solusi konkret atas berbagai tantangan sosial yang dihadapi remaja saat ini, seperti penyalahgunaan narkoba, judi daring, hingga balap liar.

“Program ini hadir sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap generasi muda yang membutuhkan pendekatan khusus dalam pengembangan karakter,” ujarnya.

Retret Laskar Pandu Satria dilaksanakan secara bertahap dan menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta. Gelombang pertama melibatkan 100 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Sumsel. Mereka mengikuti kegiatan selama 10 hari penuh, dengan metode latihan fisik, psikologis, dan pembinaan mental yang komprehensif.

“Pola pendidikan yang digunakan sangat terstruktur. Selain kedisiplinan fisik, peserta juga mendapatkan pembinaan psikologi dari para profesional. Kami ingin karakter mereka terbentuk secara utuh,” tambah Herman Deru.

Ia menekankan bahwa retret ini tidak mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena dilaksanakan pada masa libur sekolah. Ini sekaligus menunjukkan keseriusan Pemprov Sumsel dalam mendukung sistem pendidikan nasional melalui pendekatan yang adaptif.

Gubernur juga menyoroti pentingnya partisipasi orang tua dalam kesuksesan program ini.

“Respon orang tua sangat luar biasa. Mereka berharap besar pada program ini agar anak-anak mereka lebih siap menghadapi tantangan kehidupan ke depan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Herman Deru menjelaskan bahwa dirinya telah menyampaikan program ini kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Respon yang diberikan sangat positif.

“Beliau sangat mengapresiasi. Bahkan saya melibatkan Forkopimda dan BNN agar pembinaan ini juga selaras dengan misi nasional,” ungkapnya.

Saat ditanya mengenai perbedaan program ini dengan kegiatan kepramukaan lain, Herman Deru menjawab bahwa Laskar Pandu Satria memiliki pendekatan yang lebih mendalam dan personal.

“Semua pernah ikut pramuka, tapi dalam program ini, kami memperdalam nilai-nilai kepanduan dan menggabungkannya dengan pembinaan psikologis serta sosial,” katanya.

Menurutnya, retret ini bukan sekadar pelatihan, melainkan fondasi menuju Indonesia Emas 2045.

“Kita ingin anak-anak ini siap bersaing secara global. Ketika tiba di usia produktif, mereka punya keterampilan dan karakter unggul,” jelas Deru.

Keberhasilan program ini, lanjutnya, akan dievaluasi dari hasil nyata yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari para alumni retret.

“Yang menilai bukan saya, tapi orang tua, guru, dan panitia. Kalau terbukti berhasil, kita akan lanjutkan dan mungkin kembangkan ke program pertukaran pelajar,” ungkapnya.

Herman Deru berharap masyarakat luas dapat memahami esensi Retret Laskar Pandu Satria.

“Ini bukan sekadar kegiatan, ini adalah investasi untuk masa depan Sumatera Selatan,” tutupnya. (ril)