WARTAMUSI.COM, Jakarta – Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Pengunduran diri ini menjadi sorotan utama dalam dinamika politik nasional, terutama di dalam internal partai berlambang pohon beringin tersebut.
Keputusan Airlangga memicu berbagai spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikan posisinya. Sejumlah nama calon pengganti pun mulai bermunculan, termasuk Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, dan Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi sekaligus kader Golkar.
Namun, di tengah spekulasi tersebut, Ketua Bidang Organisasi DPP Partai Golkar, Zulfikar Arse Sadikin, menegaskan bahwa Kahar Muzakir telah sah ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum. “Setelah pengunduran diri resmi Bapak Airlangga Hartarto, perlu segera ditetapkan Plt Ketua Umum untuk menjaga keberlangsungan internal partai,” ujar Zulfikar dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (11/8).
Penunjukan Kahar Muzakir sebagai Plt Ketua Umum, menurut Zulfikar, telah sesuai dengan mekanisme internal partai yang merujuk pada Peraturan Organisasi Nomor 08/2020 tentang Pergantian Antar Waktu serta Petunjuk Pelaksana (Juklak) Nomor 01/2020 tentang Tata Kerja DPP Partai Golkar. Berdasarkan aturan tersebut, Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar secara otomatis dipegang oleh Koordinator Bidang Kepartaian, yang saat ini dijabat oleh Kahar Muzakir.
Kahar Muzakir: Sosok Berpengalaman di Partai Golkar
Kahar Muzakir bukanlah nama baru dalam dunia politik Indonesia. Lahir di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, pada 10 Desember 1946, Kahar telah lama malang melintang di dunia politik, khususnya di Partai Golkar. Ia saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Koordinasi Bidang Kepartaian Partai Golkar periode 2019-2024 dan telah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Golkar selama empat periode berturut-turut sejak 2004.
Kahar Muzakir memiliki latar belakang pendidikan teknik mesin dari IKIP Yogyakarta dan pernah berkarier di sektor swasta sebelum terjun ke dunia politik. Karier politiknya dimulai dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan DPD AMPI Sumatera Selatan, hingga akhirnya meniti karier di tingkat nasional.
Sebagai Plt Ketua Umum, Kahar diharapkan mampu menjaga stabilitas internal partai dan mempersiapkan Golkar menghadapi berbagai tantangan politik, termasuk pemilihan umum yang semakin dekat.
Respon dan Harapan Kader Golkar
Keputusan pengunduran diri Airlangga Hartarto dan penunjukan Kahar Muzakir sebagai Plt Ketua Umum mendapat beragam respon dari kader dan simpatisan Golkar. Banyak yang mendukung langkah ini sebagai upaya menjaga stabilitas partai, namun tidak sedikit yang menilai bahwa penunjukan Kahar hanyalah langkah sementara sebelum diadakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk memilih Ketua Umum definitif.
Bambang Soesatyo, salah satu kader senior Golkar, menyatakan dukungannya terhadap Kahar Muzakir. “Pak Kahar adalah figur yang memiliki integritas tinggi dan pengalaman yang cukup untuk memimpin partai dalam situasi yang menantang ini,” ujarnya.
Di sisi lain, kader-kader muda Golkar berharap proses penjaringan Ketua Umum definitif dapat berjalan demokratis dan transparan, serta mampu membawa perubahan positif, terutama dalam meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam politik.
Dengan pengunduran diri Airlangga, Golkar memasuki fase transisi yang penuh tantangan. Kepemimpinan Kahar Muzakir sebagai Plt Ketua Umum diharapkan dapat menjaga soliditas partai dan mempersiapkan strategi politik yang efektif untuk masa depan Golkar. Kini, semua mata tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh Kahar dalam menjalankan amanah barunya. (**)