Cuaca Ekstrim, Sumbatan, dan Pendirian Bangunan Diatas Saluran Air Jadi Penyebab Banjir

Rapat kordinasi bersama terkait penanganan banjir

WartaMusi – Dalam rapat bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Ruang Kerja Bappeda kota Palembang, Senin (27/12) terungkap jika kondisi cuaca ekstrim ekstrim yang menyebabkan beberapa titik genangan air di kota Palembang yang saat ini melanda kota Palembang.

Pemerintah Kota Palembang terus melakukan antisipasi, salah satunya yang dilakukan melalui BMKG Sumatera Selatan serta pihak Balai Sungai.

“Pemerintah kota Palembang harapkan informasi yang didapat terkait kondisi cuaca di kota Palembang dapat lebih update untuk di sebarluaskan kepada masyarakat,”ucap Wakil Walikota Fitrianti Agustinda dalam rapat bersam.

“Seperti yang kita ketahui, tanggal 25 Desember waktu itu, musibah banjir yang dialami warga memang diakibatkan karena cuaca yang cukup ekstrim dan hujan yang cukup deras serta sungai musi yang sedang pasang,”terang Fitri lebih lanjut.

Kehadiran BMKG dikatakan Fitri, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menginformasikan terkait prediksi-prediksi cuaca. “Jadi nantinya kawan-kawan dari Dinas PUPR, Perkimtan, dan sebagainya bisa mengantisipasi kondisi saat ini,” ujarnya.

Saat ini juga terdapat kurang lebih 200 titik sumbatan-sumbatan yang ada di kota Pelembang yang diakibatkan dari pendirian bangunan di atas saluran serta adanya sungai yang mengecil. “Ini juga penting sekali untuk kita petakan nanti terkait bagaimana penanganan banjir ke depan,” tuturnya.

“Jangka pendek ataupun jangka panjang harus kita perhitungkan sama sama,” tambahnya.

Disampaikannya, bahwa pihak Pemerintah kota Palembang juga akan terus mengoptimalkan seluruh pompa-pompa yang ada tidak terkecuali juga penyediaan pompa-pompa portable sekaligus menormalisasikan sungai-sungai yang ada di kota Palembang

“Dan pastinya juga, tentu kita berharap partisipasi dari Camat dan Lurah untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan,” ucapnya.

Menurutnya, bahwa fungsi dari pompa-pompa yang telah tersedia saat ini telah bekerja maksimum, namun kondisi cuaca serta pasangnya air sungai musi membuat air tidak dapat keluar. “Ini masalahnya bukan hanya curah hujan, tetapi sungai musi yang pasang membuat curah hujan yang turun tidak bisa keluar ke sungai musi,” paparnya.

Dikesempatan yang sama, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Wandayantolis MSi, menjelaskan bahwa, hingga tanggal 2 Januari pihaknya memperkirakan adanya peluang curah hujan ekstrim diatas 50 mm perhari.

“Ini akan berdampak signifikan jika saat hujan ekstrim terjadinya pasang di laut sehingga menyebabkan tinggi muka sungai meningkat sehingga berdampak munculnya genangan,” jelasnya.

Dikatakan Dayan, bahwa kondisi curah hujan yang terjadi pada 25 Desember lalu juga merupakan curah hujan tertinggi dalam 31 tahun terakhir.

“Jadi memang curah hujan 25 Desember kemarin memecahkan rekor baru hujan ekstrim yang pernah terjadi untuk seri bulan Desember,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, untuk series keseluruhan dari bulan Januari hingga Desember tahun 2021, tanggal 25 Desember lalu merupakan series ranking ketiga tertinggi dari semua catatan hujan yang ada di Sumatera Selatan dalam 31 tahun terakhir.

Menurutnya, bahwa terdapat beberapa pemicu yang mengakibatkan tingginya curah hujan, yang pertama yakni Lanina yang mendukung peningkatan curah hujan, kemudian adanya belokan angin yang memicu penumpukan masa udara yang membentuk awan hujan sehingga mengakibatkan potensi hujan yang tinggi.

“Sebagaimana rilis dari kolega kami di SMB II, hingga tanggal 2 Januari potensi tersebut masih cukup tinggi dan perubahan tetap terjadi. Sebagaimana disampaikan tadi, tanggal 30 Desember dan tanggal 1 Januari 2022 itu, peluang hujan ekstrim sangat tinggi,” tungkasnya. (Kip)