WARTAMUSI.COM, Palembang – Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., MSE yang diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel Zulkarnain, S.E., M.M menghadiri acara Grand Opening, peresmian, sekaligus penyerahan Surat Keputusan Fakultas Kesehatan Universitas Indo Global Mandiri (IGM) Palembang bertempat di Ballroom Lantai 12 Gedung C Universitas IGM Sudirman Palembang, Senin (30/9/2024).
Turut hadir didalam dikegiatan tersebut Kepala Dinas (Kadis) Pelaksana Tugas (PLT) Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumsel Awalluddin, S.Pd., MSi, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel dr H Trisnawarman, M.Kes., Sp.KKLP., Supsp., FOMC, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah II Prof Dr H Iskhaq Iskandar, M.Sc, Rektor Universitas Indo Global Mandiri (IGM) Dr H Marzuki Alie, S.E., M.M., Ketua Yayasan Universitas IGM Palembang Muhammad Fadhiel Alie, S.Kom., B.I.T., M.T.I, Dewan Pembinan Yayasan Universitas IGM Dr Hj Asmawati, M.M, dan undangan lainnya.
Penjabat Gubernur Sumsel melalui Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Setda Provinsi Sumsel Zulkarnain, S.E., M.M mengatakan, Fakultas Kedoketeran baru harus siap dengan infrastruktur tersebut, delegasi dan standar pendidikan, di mana Fakultas Kedokteran harus memiliki standar registrasi nasional dan Internasional serta lembaga.Di mana lembaganya lembaga akreditasi pendidikan tinggi Sumsel Indonesia, yang berperan dalam memastikan bahwa standar pendidikan kedokteran tersebut terpenuhi, dan juga sumber daya pengajar, di mana tenaga pengajar menjadi kesulitan.
“Ini masih sangat minim sekali, ketersediaan dosen, tenaga medis yang berkualitas sangat penting, dan fakultas kedokteran harus memiliki tenaga pengajar yang memadai dan kualifikasi yang sesuai,” ujarnya.
Kemudian, di mana dukungan pemerintah dan masyarakat, tentunya syarat-syarat tersebut harus segera dipenuhi, pembukaan Fakultas Kedokteran baru diwilayah Sumsel bisa membantu meningkatkan akses pendidikan kedokteran serta pelayanan kesehatan di daerah tersebut.
“Terutama kita harus disesuaikan dengan kapasitas universitas atau institusi, dan pada kesempatan ini saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berperan atas terwujudnya Fakultas Kedokteran di Universitas IGM ini,” bebernya.
“Semoga dedikasi serta kerjasama selama ini membuahkan hasil yang gemilang bagi masa depan pendidikan provinsi Sumsel ini. Tanpa kebersamaan dan dukungan yang kuat, kita tidak akan mampu melahirkan inovasi dan tidak bisa bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya di bidang kesehatan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala L2Dikti Wilayah II Prof Dr H Iskhaq Iskandar, M.Sc, mengucapkan selamat atas pembukaan program studi Kedokteran Program Sarjana Profesi Dokter, ini adalah program studi (Prodi) Kedokteran pertama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di wilayah kerja kita.
“Kita berharap dengan pendirian prodi ini akan membantu penyiapan sumber daya manusia (SDM) khususnya tenaga kesehatan bukan hanya di provinsi Sumsel, tetapi secara nasional. Mudah-mudahan dengan adanya kehadiran Fakultas Kedokteran di Universitas IGM Palembang akan memperkuat pembangunan sumber daya manusia di provinsi Sumsel,” bebernya.
“Kalau fasiltas standar itu harus terpenuhi, di mana kalau kita lihat tadi untuk fasiltas standarnya sudah terpenuhi, dan sangat luar biasa. Harapan kita tentu pendidikan di Universitas IGM Palembang kualitasnya semakin baik, semakin maju lagi, dan untuk kelulusannya sendiri nanti akan siap lagi untuk ke tingkat global,” paparnya.
Sementara itu, Rektor Universitas IGM Palembang Dr H Marzuki Alie, S.E., M.M mengatakan, ini merupakan pertama kali membuka program studi yan dilaksanakan, kenapa demikian?. Karena begitu sulitnya membuka program studi ini, perjalanan yang panjang luar biasa. Dari sekitar 500 an yang mengajukan dari swasta hanya 50, dan yang baru keluar izinnya saat ini baru 35, di mana mayoritas adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
“Kalau PTN masih mending, padahal negeri dan swasta harusnya sama, di mana kebijakan itu harusnya sama, negara tidak perlu keluar uang, di mana modalnya dari swasta, tapi tidak apa-apa kita jalani, itulah dinamika dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
“Di sini saya mau jelaskan sedikit perjalanan fakultas kedokteran Universitas IGM ini, tadinya awalnya kami diskusi tentang covid dirumah Rektor Universitas Sriwijaya (UNSRI) pada saat itu Prof Dr Ir H Anis Saggaf, MSCE., MKU., IPU., ASEAN.Eng., APEC.Eng kita bicara tentang korban dari dampak covid-19 dikebunnya Rektor UNSRI pada saat itu Prof Dr Ir H Anis Saggaf, MSCE., MKU., IPU., ASEAN.Eng., APEC.Eng,” ucapnya.
Ditambahkannya, kalau mahal memang wajar tetapi diharapkan juga kepada teman-teman perguruan tinggi yang lain untuk tidak menjadikan fakultas kedokteran ini sebagai sumber keuangan, sumber untuk mendapatkan dana yang sebanyak-banyak. Kalau mahal memang ya, kenapa demikian, karena proses pembelajaran itu berbeda dengan prodi-prodi yang lain.
“Di mana mereka itu berkuliah dari pagi sampai sore hampir setiap hari, dan bahan-bahan yang dipergunakan untuk praktek juga sangat mahal, alat-alat medik juga mahal, maka dari itu yang mengakibatkan biaya kuliah di fakultas kedokteran sangat mahal,” paparnya.
“Target kita untuk fakultas kedokteran itu dibatasi, hanya 50 mahasiswa, kalau tercapai 50 itu pun sudah bagus, tapi kita tidak menetapkan target. Tapi kalau mereka tidak lulus tes kita tidak akan paksakan mereka untuk kuliah itu yang kita pastikan, jadi mereka yang kuliah di fakultas kedokteran ini benar-benar mereka yang memiliki kecerdasan,” pungkasnya. (Yanti)