PALEMBANG | Kembali, Manajement PT Infratech (IFT) Indonesia di buat geram, pasalnya sejumlah tower di Kota Prabumulih banyak yang di curi, seperti tower PT Huthc 3 PT di wilayah jalan Bima Rt 005 kel prabujaya kec prabumulih timur kota prabumuli, batre dan modul di curi orang. Tak hanya itu saja, kabel XL yang ada di jalan pun banyak yang di rusak.
Pihak perusahaan merasa ada yang janggal dengan kerusakan kabel FO XL yang di rusak, selama ini biasanya tower yang ada banyak kehilangan batre, modul dan lainnya, namun saat ini untuk Kota Prabumulih selain batre dan modul, ternyata kabel penunjang XL pun di rusak.
Presiden Direktur PT Infratech (IFT) Indonesia, Anton Sudirgouw mengatakan, pihak perusahaan sudah gerah dengan kejadian seperti ini dan selalu berulang.
“Kami dari pihak perusahaan akan menyelidiki hal ini, kan aneh, selama ini biasanya modul, batre yang sering kehilangan, namun kali ini kabel FO punya XL pun di rusak,” jelasnya, Rabu (27/10/2021).
Sementara, Delverianto, RPM menegaskan, akan melakukan pengecekan dengan cermat, untuk wilayah Kota Prabumulih.
“Saya duga, Ini bisa jadi orang dalam, atau kemungkinan orang luar yang paham soal ini,” bebernya.
Sementara itu, Amin Bunyamin, External Affairs (EA) PT Infratech (IFT) Indonesia mengatakan, pihak perusahaan sudah melakukan laporan ke pihak kepolisian.
“Kita juga merasa aneh dengan kejadian ini, mungkin apa yang di sampaikan pimpinan ada benarnya,” jelas Amin.
Dengan adanya kejadian ini membuat pihak perusahaan merasa ada kejanggalan, karena barang-barang penunjang sarana komunikasi XL hanya di rusak saja yang ada di Alamat Pi Patih Galung dekat prunas kepodang, kelurahan Prabumulih barat kecamatan Prabumulih kota Prabumulih kata Amin
“Kita merasa janggal dengan kejadian ini, biasanya kita malaporkan kehilangan batre dan modul saja, namun kali ini kita akan melapor atas rusaknya kabel FO milik XL,” ucapnya.
Amin menegaskan, sesuai perintah atasan akan melakukan penyelidikan bersama pihak kepolisian.
“Kita akan membantu pihak kepolisian untuk cek dan ricek, karyawan, maupun yang non karyawan, karena semua kemungkinan pasti ada, nanti tergantung polisi bagaimana cara memprosesnya,” pungkasnya. (**)