Penemuan Prasasti Asli Kantor Ledeng Palembang, Bukti Sejarah Era Kolonial Belanda

Prasasti pendirian dan peresmian Kantor Ledeng Kantor Wali Kota Palembang buatan Belanda asli, ditemukan tanpa sengaja oleh salah satu tukang yang sedang mengerjakan Office Museum di sisi kiri Gedung Ledeng atau Kantor Walikota Palembang, pada saat ingin menempelkan replika prasasti di dinding Kantor Wali Kota Palembang di Jalan Merdeka, Kamis (28/11).

WARTAMUSI.COM, Palembang – Prasasti pendirian dan peresmian Kantor Ledeng Kantor Wali Kota Palembang buatan Belanda asli, ditemukan tanpa sengaja oleh salah satu tukang yang sedang mengerjakan Office Museum di sisi kiri Gedung Ledeng atau Kantor Wali Kota Palembang, pada saat ingin menempelkan replika prasasti di dinding Kantor Wali Kota Palembang di Jalan Merdeka, Kamis (28/11).

Selain itu, diduga ada juga ditemukan prasasti di sisi kanan Gedung Ledeng atau Kantor Wali Kota Palembang, namun belum dibongkar seluruhnya lantaran harus memindahkan kotak meteran PLN dari lokasi.

Batu prasasti yang menceritakan tentang pembangunan Kantor Ledeng Palembang, adapun naskah yang tertulis di prasasti tersebut adalah:
DE GEMEENTERAAD
VAN PALEMBANG
BESLOOT IN ZIJN ZITTING
VAN DEN 8 STEN MAART
VAN HET JAAR 1928
TIJDENS HET BESTUUR
VAN BURGEMEESTER
D.E.E JLE COCO DARMANDVILLE
TOT DEN AAMLEG VAN DE
DRANK WATERLEIDING VAN PALEMBANG.
IN DE ZITTING VAN DEN 26 STEN AUGUSTUS
VAN HET VOLGENDE JAAR WERED TIJDENS
HET BESTUUR VAN BURGEMEESTER
D.R.C.A.F.J NESSEL VAN LISSA
BESLOTEN DEN WATERTOREN
MET EEN NEIUW RAADHUIS
TOT EEN GEHEEK TE VEREENIGEN.
HET WERK WERD OVEREEBKOMSTIG
DIENS PLANNEN AANGENOMEN DOOR
Ir. S.S.NUIJF
DIE HET TOT STAND BRACHT
IN SAMENWERKING MET DE
HOLLANDSCHE BETON Mij.
DE WATERLEIDING WERD IN GEBRUIK GENOMEN
OP DENISTEN JUNI VAN HET JAAR 1931.
DEZE GEDENKSTEEN WERD GEPLAATST
IN AUGUSTUS 1932 TEN TIJDE
DAT HET BURGENEESTERSCHAP
WERD WAARGENOMEN DOOR
IR. F.C.Van LIER.

Artinya:
DEWAN KOTA
PALEMBANG
MEMUTUSKAN DALAM SIDANGNYA
PADA TANGGAL 8 MARET
TAHUN 1928
SELAMA MASA PEMERINTAHAN
WALI KOTA
D.E.E. JLE COCO DARMANDVILLE
UNTUK PEMBANGUNAN
SALURAN AIR MINUM DI PALEMBANG.
DALAM SIDANG TANGGAL 26 AGUSTUS
TAHUN BERIKUTNYA, SELAMA
MASA PEMERINTAHAN WALI KOTA
D.R.C.A.F.J. NESSEL VAN LISSA
DIPUTUSKAN UNTUK MENGGABUNGKAN
MENARA AIR DENGAN BALAI KOTA YANG BARU.
PEKERJAAN INI DITERIMA SESUAI DENGAN
RANCANGAN YANG DIUSULKAN OLEH
Ir. S.S. NUIJF
YANG MENGERJAKAN PROYEK INI
BERSAMA DENGAN
HOLLANDSCHE BETON Mij.
SALURAN AIR INI MULAI DIGUNAKAN
PADA TANGGAL 1 JUNI TAHUN 1931.
BATU TANDA INI DITANAM
PADA BULAN AGUSTUS 1932, PADA SAAT
MASA PEMERINTAHAN WALI KOTA
YANG DIJALANKAN OLEH
Ir. F.C. Van LIER.

Menurut Wiji, tukang yang pertama kali menemukan prasasti pendirian dan peresmian Kantor Ledeng Kantor Wali Kota Palembang buatan Belanda menjelaskan, penemuan tersebut sekitar pukul 10.00.

“Rencananya saya mau memasang replika prasasti pendirian dan peresmian Kantor Ledeng Kantor Wali Kota Palembang buatan Belanda, pas mau bobok. Kami kira awalnya prasasti candi, ternyata tulisan. Batu granit ini pahatan asli, prasasti ini jenis andesit dengan partikel lebih halus. Aku lalu konfirmasi dengan Pak Totok lalu Pak Totok konfirmasi dengan anggota Tim TACB Kemas Ari Panji,” katanya.

Dan diputuskan prasasti asli tetap dipertahankan sedangkan replika prasasti pendirian dan peresmian Kantor Ledeng Kantor Wali Kota Palembang buatan Belanda dipasang di dalam Office Museum.

Wiji menduga, prasasti asli tersebut ditutupi semen saat Palembang dikuasai oleh Jepang di tahun 1942.

“Karena Jepang khan tidak suka dengan Belanda jadi prasasti tersebut disemen oleh Jepang, sama yang sebelah kanan juga ada yang disemen oleh Jepang namun belum ketahuan apakah ada prasasti, tapi sudah dibongkar sedikit terlihat batu marmer prasastinya,” katanya warga Prumnas ini.

Atas penemuan kembali prasasti asli pendirian dan peresmian Kantor Ledeng Kantor Wali Kota Palembang buatan Belanda, rencananya sekitar lokasi akan dijadikan spot foto.

“Nanti dikasih teras sekitar 1 meter 20, depannya ada prasasti pemugaran ini yang akan ditandatangani Pj Walikota Palembang. Trus di sini buat jalan dan dikasih tangga sehingga bisa menjadi spot foto,” katanya.

Saat ini kondisi prasasti masih bagus dan tetap asli, namun memang dalam perawatan harus diberi anti-jamur agar tulisan Belanda itu tampak jelas.

Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang Kemas Ari Panji membenarkan adanya penemuan prasasti pendirian dan peresmian Kantor Ledeng Kantor Wali Kota Palembang buatan Belanda yang asli.

“Baru pagi tadi ketemu. Jadi kami sedang menyelesaikan properti untuk pembangunan museum di sini (kantor wali kota). Saat mau menempelkan replika, ternyata yang asli ada. Tukang yang bekerja langsung melapor (ke tim TACB),” katanya.

Semula prasasti pendirian dan peresmian Kantor Ledeng tidak diketahui oleh Pemerintah Kota (Pemkot) dan tukang pekerja yang membantu pengerjaan revitalisasi Kantor Wali Kota Palembang. Prasasti ditemukan setelah pekerja membobok dinding kanan di pintu masuk Kantor Ledeng. Prasasti tersebut tertutup plester warna putih.

Prasasti dengan tinggi sekitar 2 meter itu merupakan batu granit dengan pahatan tulisan Belanda yang menunjukkan sejarah dan bukti Kantor Ledeng didirikan hingga diresmikan sekaligus menjadi bukti bahwa Ir. S. Snuijf, orang Belanda yang mendesain bangunan itu.

“Kondisi aslinya ditutup plester tipis. Saat pekerja ingin mengerjakan revitalisasi, dibor dinding ternyata ada (prasasti). Karena dibor ada bagian yang rusak, tapi nanti akan diperbaiki,” kata Ari Panji.

Tulisan pahatan dari prasasti yang ditemukan menunjukkan bahwa tahun Kantor Ledeng di Palembang berdiri pada 1928. Usia kantor wali kota ini tepat 100 tahun pada 2028 mendatang. Prasasti tersebut juga membuktikan bahwa Wali Kota Palembang pernah dijabat bangsa kolonial, Ir R.C.A.F.J. Le Cocq d’Armandville.

Ari Panji menegaskan, prasasti itu menjadi saksi sejarah pembangunan gedung Wali Kota Palembang di Jalan Merdeka yang tercatat sudah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, yakni tahun 1929 hingga 1930. Tertulis dalam bahasa Belanda, Kantor Ledeng diresmikan tahun 1932.

“Kami bersyukur ketemu yang asli. Sebagai anggota TACB Palembang melalui Pak Wiji dan Pak Totok yang bekerja di sini, kami bisa menemukan peninggalan sejarah dan bukti pembangunan Belanda,” katanya. (*)