Talkshow di TVRI, Pj Gubernur Elen Setiadi Dorong Peningkatan Pariwisata dan Pemahaman Jiwa Kepahlawanan

Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi saat menjadi narasumber dalam acara Talkshow TVRI.

WARTAMUSI.COM, Palembang – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi, SH. M.S.E menjadi narasumber dalam acara Talkshow TVRI #Seruput Cuko (Ngobrol Seru Seputar Cagar Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan). Kegiatan ini diselenggarakan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI, di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Jumat (22/11/2024) siang.

Selain Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi, tampak hadir narasumber lainnya yakni Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI M. Naudi Nurdika serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Kristanto Januardi. Talkshow yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam tersebut dipandu oleh pembawa acara Rizkya Amrina.

Dalam kesempatan itu Pj Gubernur Elen Setiadi memaparkan bagaimana Pemprov Sumsel menjaga kekayaan warisan budaya benda terkait kepahlawanan yang dimiliki Sumsel.

Menurut Elen Pemprov melalui Dinas Kebudayaan terus berupaya meningkatkan literasi melalui edukasi dan juga melalui pengenalan-pengenalan termasuk juga memperkaya bahan-bahan ajar di dunia pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah pertama dan atas.

“Nah ini bagian dari upaya kita memasukkan budaya-budaya lokal termasuk budaya-budaya kepahlawanan itu dalam pendidikan sejarah yang ada dari semua tingkatan. Dengan demikian generasi muda kita memahami betul jiwa-jiwa kepahlawanan yang sudah kita mulai sejak lama jauh sebelum kemerdekaan, saat mempertahankan kemerdekaan dan setelah kemerdekaan,” jelas Elen.

Menurut Elen sejarah inilah yang menjadi bagian pembelajaran dan edukasi untuk peningkatan literasi bagi generasi muda baik anak sekolah maupun mahasiswa.

Selain itu kata Elen yang tak kalah penting juga adalah mengenalkan seluruh jiwa-jiwa dan situs sebagai paket dari kebudayaan dan pariwisata. Dengan begitu maka akan ada dua hal yang didapat yakni peningkatan pariwisata dan sekaligus meningkatkan pemahaman terhadap jiwa-jiwa kepahlawanan yang telah dilakukan baik dari pra kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan yang dilakukan di Sumsel.

Selain itu Pemprov juga mendorong kerjasama dengan badan usaha dan swasta apakah perbankan kemudian juga beberapa perusahaan nasional bersama misalnya dengan CSR memelihara dan merenovasi situs budaya yang penuh jiwa kepahlawanan sehingga tempatnya menjadi bagus.

“Sehingga mereka masyarakat mau berkunjung dan kita bisa mengedukasi, menjelaskan nilai-nilai kepahlawanan itu ke masyarakat luas,” jelasnya.

Elen juga menjelaskan bahwa Pemprov juga menyiapkan program setiap tahun berupa perawatan. Termasuk juga beberapa situs yang dikelola oleh pihak lain, tapi tetap bisa dipertahankan dan difasilitasi untuk perawatannya.

Hanya saja kata Elen, jika situs tersebut dikelola oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, tentu Pemkab juga akan bertanggung jawab disana dan Pemprov bersifat memberikan fasilitas bantuan seperti pembiayaan APBD untuk perbaikan.

” Seperti Museum Tekstil yang saat ini kita bekerja sama lagi rencanakan dengan Kota untuk mengoptimumkan dengan tetap mempertahankan sejarah, bentuk, struktur, tetapi kita bisa fungsikan untuk layanan, misalnya untuk layanan perizinan, sekaligus juga kita buat sebagai semacam outlet untuk UMKM kita, produk-produk kita kecil-mikro,” ujarnya.

Dengan kolaborasi seperti ini Pemprov dan Pemkot tak hanya dapat mempertahankan situs  itu dengan nilai-nilainya yang ada. Tetapi kemudian, masyarakat datang ke situ  tidak hanya sekedar hanya untuk melihat, bamhn mendapatkan fungsi lain yang dilakukan oleh berbagai instansi.

“Ini menjadi salah satu model yang kita lakukan. Tetapi yang di luar itu tetap kita melakukan berbagai upaya kita,  yang tadi edukasi, meningkatkan literasi, sosialisasi, kerjasama dengan berbagai pihak untuk kita jaga selalu menawarkan situs-situs yang bisa dikelola secara bisnis ekonomi  pariwisata bisa kita manfaatkan,” jelasnya.

Elen juga mengatakan seperti misalnya  Benteng Kuto Besak, menurutnya secara ekonomi sangat potensi karena berada pada daerah komersil. Menurutnya jika dikelola dengan baik tentu akan ada nilai ekonomisnya.

“Nilai ekonomi nanti akan berpengaruh kepada UMKM masyarakat kita, pariwisata datang dan sebagainya, juga penjualan pempeknya naik. Dan ini jadi bagian dari strategi kita bagaimana kita mendukung pemanfaatan peninggalan situs-situs ini dengan tujuan situsnya tetap terawat, nilai-nilainya tetap bisa diwariskan, tapi ada nilai ekonomisnya yang bisa didapat oleh masyarakat, terutama  masyarakat usaha mikro kecil dari kegiatan upaya pelestarian sejarah melalui situs-situs ini,” tandasnya.