WartaMusi – Transaksi digital kini mulai merambah pasar tradisional, dan pelaku UMKM di Ogan Komering Ilir. Tercatat puluhan pedagang di pasar Kayuagung, dan tenan UMKM di Bumi Bende Seguguk, sudah menerapkan jual beli secara digital, melalui Qris dan uang elektronik Bank Sumsel Babel Cash (BSB Cash).
Upaya perluasan transaksi non tunai itu, didorong Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bersama Bank Sumsel Babel Cabang Kayuagung. Tujuannya, untuk memberikan keamanan, dan kenyamanan masyarakat dalam bertransaksi.
“Bukan hanya diranah pengadaan barang dan jasa (PBJ) pemerintah, kini keuangan digital juga kita dorong berlaku di gerai-gerai UMKM, hingga lapak pedagang pasar tradisional di OKI,” Ungkap Bupati OKI, H. Iskandar, SE pada launching traksaksi digital melalui QRIS dan BSB di Pasar Kayuagung, Senin, (20/6).
Iskandar menjelaskan kebijakan ini dilakukan untuk kebaikan pembeli dan pedagang.
“Pembeli tidak perlu membawa uang, cukup melalui Qris atau BSB Cash, pedagang juga lebih aman karena semua transaksi tercatat” jelasnya.
Dukungan infrastruktur digital dan mengubah kebiasaan bertransaksi tunai menurut Iskandar jadi tantangan untuk mengakselerasi ekonomi digital
“Soal ekonomi digital kita dihadapkan tantangan infrastruktur digital juga bagaimana mengubah kebiasaan masyarakat. Untuk itu perlu disosialisasikan,” terang Iskandar.
Sebelumnya terang Iskandar Pemkab OKI telah memberi teladan dengan mendigitalisasi transaksi pendapatan maupun pengeluaran pemerintah.
“Pembayaran pajak daerah, pembayaran PBB, retribusi perizinan, retribusi uji kendaraan bermotor juga belanja pemerintah sudah menerapkan transaksi digital” jelasnya
Deputi Bank Indonesia Sumsel, Igede Arnawa mengatakan inisiasi Pemkab OKI bersama Bank Sumsel Babel sangat berarti dalam ekosistem ekonomi digital.
“Pasalnya, pengembangan ekonomi digital memang mesti dilakukan secara simultan dan saling bersinergi antar banyak pihak.
Di Provinsi Sumsel menurut Arnawa Kabupaten OKI termasuk daerah maju dalam penerapan ekonomi digital
“Dengan capaian indeks digital mencapai 58,8 persen serta 421 ribu merchan telah melakukan transaksi digital. OKI sudah menjadi daerah maju dalam penerapan ekonomi digital” Terang dia.
Bank Indonesia menurut Arnawa mendorong setiap daerah segera mengimplementasi digitalisasi di pemerintahan maupun masyarakat.
“Tak cuma pelaku industri keuangan ataupun perbankan, tapi juga pemerintah sebagai pemangku kebijakan untuk memperkuat ekonomi digital,” ungkap dia
Transparansi retribusi dan maksimalkan pajak daerah, selain mendukung ekosistem ekonomi digital, elektronifikasi transaksi di Kabupaten OKI juga untuk mendorong tranparansi dan memaksimalkan pendapatan daerah
“Kita mulai dari retribusi kios, retribusi kebersihan hingga jasa tera/tera ulang sudah menggunakan Qris dan BSB Cash (E-Money)” Ungkap Kepala Dinas Perdagangan OKI, H. Alamsyah
Dijelaskan Alamsyah, transaksi menggunakan uang elektronik ini selain bisa memaksimalkan PAD, juga bisa memantau retribusi daerah dengan baik.
“Jadi semuanya bisa secara transparan untuk memaksimalkan PAD dan memudahkan Pemkab OKI untuk monitoring bagaimana perkembangan ekonomi dan sistem manajemen pasar tradisional di OKI,” terang dia.
Pihaknya jelas Alamsyah telah menetapkan pilot project terkait pembayaran digital ini.
“Dimulai di 3 pasar; Kayuagung, Tugu Mulyo dan Tulung Selapan sebagai pilot project nantinya akan diterapkan di seluruh pasar Tradisional,” Tutupnya.(Endi)